Rabu, 08 Januari 2014

Bahasa Indonesia



Berhubung kita sudah kelas XII jadi mari kita belajar bahasa indonesia bersama.
Kita akan membahas tentang puisi lama.
Puisi lama terdiri dari pantun, syair, talibun, gurindam, seloka, soneta, dan lain – lain.
Adapaun yang akan diuraikan disini yang biasa sering kita temui dalam kehidupan sehari – hari adalah puisi lama jenis pantun, talibun, gurindam dan syair.
Pantun adalah puisi lama yang terdiri atas 2 sampiran dan 2 isi, baris pertama dan kedua merupakan sampiran dan baris ke 3 dan ke 4 merupakan isi.
Talibun adalah puisi lama yang hampir mirip dengan pantun, bedanya talibun terdiri dari 3 sampiran dan 3 isi.
Gurindam adalah puisi lama yang terdiri dari sebab akibat yang biasanya berisikan nasehat – nasehat. Gurindam pada umumnya terdiri atas 2 baris.
Syair adalah bentuk puisi lama yang biasanya berbetuk bait – bait, tiap bait terdiri dari 4 baris yang keempatnya itu merupakan isi semua, tidak ada sampiran seperti pantun dan talibun.
Berikut disajikan contoh dari puisi lama talibun, gurindam dan syair semoga bermanfaat ya J

Contoh Talibun
Malang nasib pelita redup
pelita nyala hari tlah siang
hidup menyala diatas peti
rintang menghitung duka hidup
lelap selayang hari siang
dipeluk bantal ditangisi

Contoh Gurindam
Cahari olehmu akan sahabat
yang dapat dijadikan obat

Cahari olehmu akan guru
yang mampu memberi ilmu

Cahari olehmu akan kawan
yang berbudi serta setiawan

Cahari olehmu akan abdi
yang terampil serta berbudi

Contoh Syair

Bulan purnama cahaya terang
Bintang seperti intan
Pungguk merawan seorang-orang
Berahikan bulan di tanah seberang

Pungguk bercinta pagi dan petang
Melihat bulan di pagar bintang
Terselap merindu dendamnya datang
Dari saujana pungguk menentang

Katakan aku cinta padamu karena Allah



Mengenai percakapan Raslullah SAW dengan seorang sahabatnya, ketika mereka sedang duduk lewatlah seseorang dihadapan Rasulullah SAW dan sahabat tersebut. Lalu sahabat berkata pada Rasulullah : “Ya Rasulullah sesungguhnya aku mencintainya karena Allah”. Rasulullah bertanya : ”Apakah engkau sudah mengatakan hal itu kepadanya?”. Kemudian sahabat menjawab : “ Belum ”. Rasulullah bersabda : “ beritahukanlah kepadanya.”
Lalu sahabatpun mengatakan perasaannya itu kepada seseoang yang lewat dihadapannya itu.
Mengatakan cinta bukanlah hal yang tabu, karena merupakan bahasa dunia. Bahkan disunahkan al musthafa. Tidak perlu romantis untuk melakukannya, tidak usah malu karena sudah bukan masanya, karena cinta tidak mengenal usia. Bolehlah diungkap oleh anak kepada orangtuanya, orang tua kepada anaknya, keponakan pada kerabatnya, seorang adik pada kakaknya, seseorang kepada sahabatnya. Dengan landasan cinta karena Allah.
Terinspirasi dari kisah itu aku ingin mengatakan bahwa “ sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.”