Berhubung kita sudah kelas XII jadi mari kita belajar bahasa
indonesia bersama.
Kita akan membahas tentang puisi lama.
Puisi lama terdiri dari pantun, syair, talibun, gurindam,
seloka, soneta, dan lain – lain.
Adapaun yang akan diuraikan disini yang biasa sering kita
temui dalam kehidupan sehari – hari adalah puisi lama jenis pantun, talibun,
gurindam dan syair.
Pantun adalah puisi lama yang terdiri atas 2 sampiran dan 2
isi, baris pertama dan kedua merupakan sampiran dan baris ke 3 dan ke 4
merupakan isi.
Talibun adalah puisi lama yang hampir mirip dengan pantun,
bedanya talibun terdiri dari 3 sampiran dan 3 isi.
Gurindam adalah puisi lama yang terdiri dari sebab akibat
yang biasanya berisikan nasehat – nasehat. Gurindam pada umumnya terdiri atas 2
baris.
Syair adalah bentuk puisi lama yang biasanya berbetuk bait –
bait, tiap bait terdiri dari 4 baris yang keempatnya itu merupakan isi semua,
tidak ada sampiran seperti pantun dan talibun.
Berikut disajikan contoh dari puisi lama talibun, gurindam
dan syair semoga bermanfaat ya J
Contoh Talibun
Malang nasib pelita redup
pelita nyala hari tlah siang
hidup menyala diatas peti
rintang menghitung duka hidup
lelap selayang hari siang
dipeluk bantal ditangisi
pelita nyala hari tlah siang
hidup menyala diatas peti
rintang menghitung duka hidup
lelap selayang hari siang
dipeluk bantal ditangisi
Contoh Gurindam
Cahari olehmu akan sahabat
yang dapat dijadikan obat
Cahari olehmu akan guru
yang mampu memberi ilmu
Cahari olehmu akan kawan
yang berbudi serta setiawan
Cahari olehmu akan abdi
yang terampil serta berbudi
yang dapat dijadikan obat
Cahari olehmu akan guru
yang mampu memberi ilmu
Cahari olehmu akan kawan
yang berbudi serta setiawan
Cahari olehmu akan abdi
yang terampil serta berbudi
Contoh Syair
Bulan purnama
cahaya terang
Bintang seperti intan
Pungguk merawan seorang-orang
Berahikan bulan di tanah seberang
Pungguk bercinta pagi dan petang
Melihat bulan di pagar bintang
Terselap merindu dendamnya datang
Dari saujana pungguk menentang
Bintang seperti intan
Pungguk merawan seorang-orang
Berahikan bulan di tanah seberang
Pungguk bercinta pagi dan petang
Melihat bulan di pagar bintang
Terselap merindu dendamnya datang
Dari saujana pungguk menentang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar